SURABAYA, Republikmaju.Com – Warga Gubeng Kertajaya pada sore hari digemparkan dengan adanya seorang perempuan muda yang tewas dengan cara gantung diri di sebuah rumah kos-kos,an pada Selasa (19/8/2025)
Korban diketahui seorang Mahasiswa yang kuliah di universitas di Surabaya, mahasiswa tersebut berinisial HNA (20) asal Jalan Sunter jaya II A GG. Langgar 1/46, RT 01 RW 11, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta.
Petugas Command Center 112 Surabaya mengetahui adanya laporan dari masyarakat adanya warga yang tewas gantung diri, langsung meluncurkan petugas gabungan untuk melakukan pengamanan dan evakuasi di lokasi kejadian.
“Saat petugas tiba di lokasi, korban masih di posisi gantung diri di dalam kamar kos dengan pintu terkunci dari dalam,” Ujar salah satu petugas gabungan Command Center di TKP.
Kanit Reskrim Polsek Gubeng Ipda Dwi saat di konfirmasi mengatakan, korban sudah satu tahun kos di rumah milik Dokter Junaidi, dan korban ditemukan pertama kali oleh temannya satu kampus, pada Selasa (19/8/2025) sekitar pukul 17.45 WIB.
“Jadi salah satu teman korban sempat menelpon korban namun tidak ada jawaban, karena curiga teman korban meminta kunci pintu kamar kos korban kepada tuan kos Junaidi. Dan saat melihat di dalam kamar kos ternyata korban sudah tidak bernyawa dan menginfokan ke kami,” kata Ipda Dwi, Selasa (19/8/2025) malam.
Mengetahui adanya mahasiswi bunuh diri, warga setempat pun berbondong-bondong untuk melihat peristiwa tersebut.
Sementara itu, Ketua RT 8, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Suherman menjelaskan, bahwa kos tersebut milik seorang Dokter bernama Junaidi yang terdiri dari 20 kamar kos.
“Pemilik kos tidak pernah memberikan identitas penghuninya, kepada kami,” Ujarnya.
“Jadi kos kosan milik pak Junaidi ini ada 20 kamar, tapi para penghuninya tidak ada yang kenal karena selama ini pak Junaidi tidak memberikan foto copy KTP para penghuni kos. Selain itu para penghuni yang kebanyakan mahasiswa ini tidak mau diatur dan agak melawan ke warga kampung asli sini,” Pungkas Suherman.
Selama evakuasi dan pemeriksaan oleh Tim Inafis dari Polrestabes Surabaya di kamar kos korban, petugas menemukan dua lembar surat wasiat yang bertuliskan dalam Bahasa Inggris meminta maaf kepada ayahnya.
Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya jenazah korban di bawah ke RS.Bhayangkara dengan mengunakan mobil ambulance dari Dinas Sosial Surabaya.(Sigit)