"CMS Sync"
banner 728x250

Tujuh Gadis di Puncak Cianjur Diduga Jadi Korban Pencabulan Guru Ngaji

  • Bagikan
BERDALIH PROSES TERAPI: Ilustrasi pencabulan anak gadis yang diduga dilakukan oknum guru ngaji. [Foto: shutterstock.com]
banner 468x60

CIANJUR, Republikmaju.com – Sejumlah gadis diduga jadi korban pencabulan oleh oknum ustaz alias guru ngaji di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat. Dalam melancarkan aksinya, oknum guru ngaji tersebut menggunakan modus pengobatan alternatif dan kebatinan.

Dilansir dari detikjabar pada Selasa (13/5/2025), diberitakan bahwa salah seorang korban yang enggan disebutkan namanya mengaku, aksi pencabulan tersebut terjadi sejak 2015 lalu. Menurut korban, oknum guru ngaji itu awalnya menanyakan kondisi kesehatan korban dan mengajak untuk curhat terkait masalah fisik yang dialami korban.

Example 300x600

“Saya awalnya ngaji di tempatnya. Karena memang guru ngaji. Tapi, kemudian sering kali nanya ada yang kerasa atau tidak. Ya, saya jelasin aja suka sesak karena memang saya ada penyakit lambung,” ungkap dia, Selasa (13/5/2025).

Menurut dia, pelaku pun kemudian melakukan terapi dengan memijat bagian dada korban.

“Memang terkenalnya di sini suka jalanin pengobatan alternatif dan kebatinan gitu. Saya kemudian dipijat. Awalnya dipijat biasa, tapi lama kelamaan jadi meraba bagian dada,” jelasnya.

Tak sampai di situ, pelaku terus mengulangi modusnya yang menanyakan kondisi kesehatan korban, terutama terkait sistem reproduksi atau kelamin. “Bilangnya selalu ada masalah keputihan ya, banyak keputihannya. Atau sering kali syahwat ke lawan jenis. Padahal tidak ada apa-apa di saya,” kata dia.

Menurutnya, pelaku juga sampai meminta korban menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan selembar kain dengan dalih mempermudah proses terapi.

“Jadi memang bukan sekali, dari saya SMP sampai SMK modusnya begitu. Awalnya, pakai baju sampai hanya disuruh pakai kain sarung gitu,” ungkapnya.

Pelaku pun melakukan pelecehan dengan meraba seluruh tubuh hingga bagian kemaluan korban. “Yang terakhir, alasannya untuk memastikan syahwat supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang dengan lawan jenis. Sampai diraba bagian kelamin. Karena saya masih kecil, jadi tidak berani melawan, hanya menurut aja,” tuturnya.

Dia pun akhirnya berani berbicara beberapa waktu lalu ke keluarganya, jika selama ini telah mengalami pelecehan seksual oleh oknum guru ngaji tersebut. “Dulu takut, tapi kemudian saya beranikan diri buat cerita ke keluarga. Syok semuanya mendengar itu,” ungkapnya.

Bahkan, dia mengungkapkan korban pencabulan bukan hanya dirinya, tapi beberapa perempuan yang menjadi teman mengajinya.

“Saya penasaran nanya ke teman-teman yang lain. Ternyata hampir semua sama, mengalami pelecehan. Bahkan, ada yang adik tingkat saya itu tidak hanya diraba tapi sampai diminta untuk oral,” kata dia.

Dia mengaku sudah melaporkan aksi pencabulan tersebut ke polisi. “Sudah dilaporkan. Yang mau melapor ada tujuh korban, sisanya masih takut. Kalau dijumlah korbannya bisa lebih dari 20 orang. Tapi masih takut untuk melapor, karena sosok guru ngaji ini memang disegani. Saya berharap, pelaku bisa diproses hukum dan ada keadilan untuk para korban,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Cianjur, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Tono Listianto, mengatakan pihaknya sudah melakukan proses penyelidikan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut.

“Laporan sudah kami terima, tujuh orang korban sudah kami mintai keterangan. Terlapor sudah diundang untuk dimintai keterangan juga, namun pengacaranya menghubungi tidak bisa hadir dan meminta jadwal ulang. Kami pastikan laporan kasus ini akan diproses,” jelas Tono. (ssd)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *