"CMS Sync"
banner 728x250

Bantengan ‘Mberot’, Kesenian Lokal Kota Pasuruan yang Banyak Diminati Warga

  • Bagikan
banner 468x60
PASURUAN, Republikmaju.com – Bantengan ‘Mberot’, salah satu kesenian lokal, kini tengah naik daun di Kota Pasuruan. Ketua Seni Bantengan Lembu Baskoro, Taufik, menjelaskan berdirinya komunitas Lembu Baskoro berdiri baru tiga tahun, dan bermarkas di Dusun Mancilan, Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kota Pasuruan.
“Istilah Mberot kini semakin populer, dan banyak mencuri perhatian masyarakat lokal maupun nasional. Istilah Mberot berarti Mbedol atau keluar dari kandang. Mberot ini, bahasa yang memang saat ini lagi tren di masyarakat,” ucap Taufik, saat berada di lokasi Pagelaran Uri-uri Budaya di dusun setempat, Sabtu (31/5/2025).
Ia berharap kepada pemerintah daerah, khususnys Pemerintah Kota (Pemkot) pasuruan, agar uri-uri budaya yang diselenggarakan di Dusun Mancilan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) M-Bara ini dapat terus diadakan.
“Semoga  uri-uri budaya Jawa ini  menjadi perhatian dan mendapat sport dari Pemkot Pasuruan agar ke depannya budaya Jawa yang ada di Kota Pasuruan dapat dikenal oleh generasi muda. Sehingga semakin banyak diminati masyarakat lokal hingga nasional,” papar Taufik.
Di tempat yang sama, Pengamat Budaya Lokal, Ayik Suhaya, juga menyampaikan Bantengan ini merupakan kesenian asli lokal Kota Pasuruan sejak dulu yang patut dilestarikan.
“Ini bukti dan jangan meninggalkan sejarah budaya leluhur kita. Para leluhur melalui budaya ini, telah memperjuangkan hingga menggapai kemerdekaan yang saat ini kita nikmati dan rasakan bersama,” ujarnya.
Kegiatan uri-uri budaya diselenggarakan selama 10 hari di Dusun Mancilan. “Amat sangat kami sayangkan, sejak pembukaan acara hingga usai (hari ini) pihak pemerintah yang hadir hanya perwakilan saja. Seperti kita ketahui, di acara pembukaan hanya hadir mewakili yakni Camat Purworejo dan di akhir acara pun yang hadir mewakili Pemkot Pasuruan dari Asisten 1 Bapak Yanuar. Masa sih, dalam waktu 10 hari orang nomor satu tidak ada waktu untuk menghadiri di acara uri-uri budaya ini,” sesal Ayik.
Pagelaran Bantengan ‘Mberot’ ini merupakan gambaran banteng yang mengamuk dan keluar dari kandangnya. Dalam konteks anak-anak, berarti memberontak ketika dinasihati.
Dengan popularitas seni budaya tradisional di Kota Pasuruan yang semakin meningkat, Ayik berharap Bantengan ‘Mberot’ tidak hanya menjadi hiburan. Tetapi juga media untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai tradisi dan sejarah Kota Pasuruan. (rachmat)
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *