MAKASSAR, Republikmaju.com – Petugas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar kini sedang menyelidiki kasus kematian siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang diduga dianiaya oleh tiga pelajar lainnya.
“Jadi, untuk sementara kami menangani dari laporan orang tua korban terkait meninggalnya anak di bawah umur,” kata Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan (Kanit Jatanras) Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hamka kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).
Sementara ini, AKP Hamka menerangkan, pihaknya juga masih mengumpulkan sejumlah bukti-bukti dan mengambil keterangan dari para saksi-saksi untuk mengetahui kronologi kejadian dugaan pengeroyokan tersebut hingga korban meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
“Semua informasi yang disampaikan keluarga ke pihak kepolisian, akan kami lakukan penyelidikan. Apakah informasi itu berdasarkan fakta? Itu menjadi tugas kami untuk persesuaian dengan fakta di lapangan,” ungkapnya.
Meski demikian, Hamka menjelaskan, pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi jenazah korban yang sementara ditangani oleh tim Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokpol) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan.
“Untuk sementara tim Forensik Polri bekerja untuk melakukan autopsi. Jadi kita tunggu hasil,” ujar Hamka.
Di lain tempat, Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Makmur, mengatakan pihaknya telah memberikan pendampingan kepada pihak keluarga korban, termasuk bantuan sosial.
“Kami sudah menyiapkan bantuan terkait kejadian ini. Bantuannya berupa konseling, kemudian kita akan koordinasi dinsos, karena pihak keluarga ini kurang mampu. Ini bentuk perhatian Pemkot Makassar ke pihak korban,” kata Makmur.
Makmur menyayangkan adanya kejadian pengeroyokan terhadap korban yang diduga dilakukan oleh tiga pelajar lainnya, sehingga kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan Makassar untuk memberikan sosialisasi bahayanya kasus kekerasan terhadap anak.
“Sebenarnya, salah satu tugas kami memberikan edukasi. Namun, kejadiannya ini tidak kami harapkan, tapi inilah pentingnya Dinas Pendidikan melibatkan UPT PPA saat melakukan edukasi ke sekolah-sekolah,” ungkapnya. (ssd)
Sumber: cnnindonesia.com