JAKARTA, Republikmaju.com – Penggabungan nilai-nilai adat dan syariat Islam di Aceh dinilai efektif dalam menangani premanisme. Teuku Fauzi, tokoh masyarakat Aceh, menyebut pendekatan ini menjaga ketertiban sosial secara efektif di wilayah tersebut.
“Di Aceh, dengan mayoritas penduduk muslim dengan penegakan syariat Islam, ini lebih arahnya lebih ke penegakan syariat,” ujar Teuku Fauzi dalam wawancara bersama Pro RRI di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Satuan Tugas (Satgas) dibentuk di setiap kampung untuk menegakkan syariat Islam dan menyelesaikan persoalan sosial. Satgas bekerja sama dengan aparat keamanan seperti Babinsa dan Kamtibmas, serta masyarakat setempat.
“Banyak kasus bisa diselesaikan secara adat dengan pendampingan aparat. Ini membuat masyarakat lebih rukun, dan persoalan tidak harus selalu dibawa ke jalur hukum formal,” ucapnya.
Teuku Fauzi mengusulkan agar Satgas didukung dengan anggaran dari dana desa. Dana desa digunakan untuk membiayai honorarium dan operasional Satgas agar tetap berjalan berkelanjutan.
Fauzi berharap, model ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia dengan penyesuaian lokal. Pendekatan kolaboratif antara adat, syariat, dan negara diyakini dapat menjaga keamanan masyarakat, khususnya di wilayah Aceh. (ssd)
Sumber: rri.co.id