LHOKSEUMAWE, Republikmaju.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki dua fungsi penting. Selain perang, tugas lain pembinaan teritorial (binter) merupakan salah satu fungsi utama TNI Angkatan Darat (AD). Meliputi kemanunggalan TNI dengan rakyat, menyiapkan kekuatan pertahanan darat, membantu pemerintah dalam hal menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah demi keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia, termasuk membangun hubungan harmonis dengan masyarakat.
Sebagai wujud nyata kepedulian kepada bangsa, TNI AD mengerahkan satuan teritorial tingkat Komando Resor Militer (Korem) di seluruh Indonesia, dalam rangka meningkatkan pembinaan teritorial membantu kesulitan yang dialami masyarakat di daerah binaan masing-masing.
Salah satunya, seperti yang dilakukan Korem 011/Lilawangsa, yakni melaksanakan karya bakti di dayah serta mengubah pola kemandirian santri sebagai pondasi bangsa.
Perlu diketahui, dayah (bahasa Aceh merujuk pada lembaga pendidikan Islam tradisional yang mirip dengan pondok pesantren di Jawa).
Peran pembinaan teritorial kali ini, di bawah pimpinan atau Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, yang merupakan putra daerah asli Aceh, gagasannya mengerahkan prajuritnya melakukan karya bakti merenovasi berbagai pasilitas dayah yang kondisinya sangat miris, masih jauh dari kata layak.
Para prajurit Korem 011/Lilawangsa bergotong royong membersihkan lingkungan asrama dan melakukan berbagai perbaikan seperti plester lantai musalla, pagar, tangga, dan plafon asrama, toilet, sejumlah kamar mandi, dan tempat air bersih.
Selain itu, prajurit Korem 011/Lilawangsa juga membantu pembuatan 30 akta kelahiran bagi para santri sebagai bentuk dukungan administratif.
Dayah Darul Ijabah Ratu Nahrisyah yang berada di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Gedung Samudera Pase, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Yayasan Dayah Darul Ijabah Ratu Nahrisyah ini diurus oleh pimpinan Dayah Ummi Juariah, beroperasi aktif sejak Tahun 2009 hingga kini dihuni ratusan anak panti asuhan santri dengan usia bervariasi. di dayah ini, para santri menimba ilmu agama Islam dengan fasilitas yang kurang memadai.
Dari situasi itulah, tentu meninbulkan keprihatinan yang sangat mendalam. Semestinya, setiap individu memiliki hak atas akses atau pasilitas yang layak adil dan merata terhadap pendidikan.
Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, menginginkan para santri biar lebih fokus dalam belajar. Harapannya, ke depan anak dayah itu dapat mandiri.
“Mohon maaf, saya juga putra asli Aceh. Saya turut perihatin, karena selama ini identik santri dayah sering minta apa itu sumbang-sumbangan. Kini kita ubah menjadi santri mandiri melalui UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Saya pun mau nanti di sini ikut ternak kambing bersama anak dayah. Sebagaimana dalam hadis Nabi SAW, menuntun kita bagaimana mengajarkan anakmu bermanah, berkuda, berdagang, bergembala, itu sangat bermanfaat,” ujar Kolonel Inf Ali Imran, saat meninjau karya bakti prajuritnya pada Kamis (17/4/2025)
Danrem Kolonel Inf Ali Imran mengaku, walaupun sudah lama menjadi tentara, tapi urusan dasar agama tahu. “Saya juga orang Aceh, lahir dan besar di Aceh. Saya juga ngaji dulu, kena pukul juga pakai bambu, dikejar sama ustad. Jadi selama saya menjabat di sini, akan berusaha membangun, seperti membuat sumur bor di dayah-dayah,” katanya.
Menurut Kolonel Inf Ali Imran, kondisi Dayah Darul Ijabah Ratu Nahrisyah di Desa Kuta Krueng ini, airnya itu kurang bagus. “Bayangkan, di situ ada santri ratusan. Mereka tergantung sama air yang ada di bak kolam itu. Kemudian airnya kuning, di situ dia mandi, di situ dia menyuci, di situ dia masak. Akhirnya, maaf, ada yang kena penyakit kulit, gatal-gatal. Padahal kebersihan itu sebagian dari iman, termasuk kamar mandi belum ada Sanyo (mesin pompa air, red), nanti akan saya bantu Sanyo,” sebutnya.
Danrem Kolonel Inf Ali Imran menambahkan, ke depan dayah yang ada di Aceh, dengan kehadiran TNI AD, diharapkan para santri di sini menjadi penerus bangsa. Ada yang masuk tantara, karena sudah banyak yang jadi tantara, dari Calon Bintara (Caba) Santri.
“Biar ke depan di militer ini ada ulama-ulama juga sebagai ujung tombak pertahanan negara,” harap Kolonel Inf Ali Imran.
Lebih lanjut, Kolonel Inf Ali Imran menerangkan, dengan upaya TNI AD melalui menyembara satuan jajarannya, bertujuan memberikan motivasi semangat prajurit TNI dalam meningkatkan pembinaan teritorial wilayah. Diharapkan kegiatan ini terus berlanjut dalam memajukan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
“Sebenarnya ini sudah kegiatan rutinitas satuan teritorial. Saya itu fokus pembangunan sumur bor, termasuk melestarikan berbagai situs sejarah, seperti makam Pahlawan Nasional Cut Meutia. Mungkin kalau ada yang tanya, mengapa rawat makam itu di tengah hutan belantara. Padahal itu nenek kita, pejuang kita melawan Belanda, makam-makam di tempat lain jadi situs sejarah megah. Sementara kita, keberadaan situs sejarah tidak dipedulikan, apapun itu, kita harus menghargai jasa pahlawan,” tutupnya.
Selain puluhan prajurit TNI, dalam karya bakti ini turut dihadiri antara lain Kasrem 011/LW Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto, para Kasi dan Pasi Korem 011/LW, Camat Samudera Ilyass, kepala desa beserta warga masyarakat Kuta Krueng, dan anggota Pramuka. (ssd)
Sumber: isbcenter.com