SAMARINDA, Republikmaju.com – Warga masyarakat di sekitar Pondok Pesantren (Ponpes) Syaichona Cholil, Jalan Batu Besaung, RT 41, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, digemparkan dengan penemuan mayat seorang pria lanjut usia yang mengapung kolam sekat area ponpes tersebut, Jumat (11/4/2025) pagi.
Mendengar ada penemuan mayat itu, petugas kepolisian kembali menunjukkan respon cepat dan sigap dalam menangani situasi darurat di tengah masyarakat. Petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Pinang bersama tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda turun langsung menangani penemuan jasad seorang pria yang mengapung di kolam ikan milik Ponpes Syaichona Cholil itu.
Awalnya, penemuan mayat mengapung di kolam ikan ini pertama kali diketahui oleh seorang penghuni ponpes bernama Taufik. Saat itu, Taufik sedang berada di sekitar kolam untuk menanam pohon. Saat melintas, ia melihat benda mencurigakan yang mengapung.
Setelah didekati, benda tersebut ternyata adalah jasad seorang pria. Taufik pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) dan petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) setempat.
Mendapatkan laporan, Polsek Sungai Pinang segera merespons dengan menerjunkan personel ke lokasi kejadian. Bersama Tim Inafis Polresta Samarinda, proses olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan secara profesional dan menyeluruh guna mengumpulkan data awal serta memastikan langkah penanganan lebih lanjut.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Samarinda, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hendri Umar dikonfirmasi melalui Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sungai Pinang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aksaruddin Adam, yang langsung berada di TKP membenarkan kejadian tersebut dan mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan.
“Begitu mendapat laporan, kami langsung bergerak cepat ke lokasi bersama tim Inafis. Korban ditemukan tanpa meninggalkan petunjuk identitas, namun kami terus melakukan pendalaman,” jelas AKP Aksaruddin.
Aksarudin Adam menerangkan bahwa hasil pemeriksaan awal tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun demikian, pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian pria lanjut usia tersebut.
“Keluarganya sudah kami hubungi dan akan dimintai keterangan lebih lanjut, termasuk mengenai aktivitas terakhir almarhum sebelum ditemukan,” ujar AKP Adam saat dikonfirmasi, Jumat (11/4/2025).
Yang menjadi perhatian adalah keberadaan korban bernama La Jomporo di lokasi kejadian yang terbilang jauh dari tempat tinggalnya. Dari hasil identifikasi, diketahui bahwa La Jomporo bukan merupakan santri maupun pengurus ponpes kawasan tersebut.
Pihak kepolisian juga menemukan sebuah tas selempang yang masih melekat di tubuh korban. Di dalamnya terdapat beberapa barang sederhana sendok, kantong kecil berisi beras, korek api gas, pena, dan sabuk hitam.
Saat ini, jasad La Jomporo telah dievakuasi dan diserahkan ke keluarga untuk proses selanjutnya. Penyelidikan terus dilakukan oleh pihak kepolisian guna mengungkap misteri di balik kematian pria 77 tahun ini. (ssd)
Sumber: jurnalborneo.com