"CMS Sync"
banner 728x250

Dinilai Menyimpang AD/ART Partai, Mantan Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya Kritisi Keras PLT Ketua DPC PDIP Surabaya

  • Bagikan
banner 468x60

SURABAYA, Republikmaju.Com – Gejolak Internal DPC PDI Perjuangan Surabaya semakin memanas dan memasuki babak baru setelah kepemimpinan PLT Ketua DPC PDIP Surabaya Yordan Batara Goa dinilai menyimpang dari AD/ART partai.

Achmad Hidayat mantan Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya yang dikenal sebagai kader loyal dari partai bermoncong putih tersebut mengkritisi kepemimpinan PLT Ketua DPC PDIP Surabaya yang mengangap langkah-langkah yang diambil tidak sesuai konstitusi partai.

Example 300x600

“Sebagai kader, saya berkewajiban menyampaikan sikap politik yang berlandaskan AD/ART. Salah satu kewajiban partai adalah memberikan perlindungan kepada kader. Namun kenyataannya, justru muncul praktik-praktik yang mencederai hal itu,” ujar Achmad saat di konfirmasi, Kamis (5/6/2025).

Achmad mengatakan, langkah yang dilakukan oleh PLT DPC PDIP SurabayaYirdan Batara Goa setelah pembebastugasan Adi Sutarwijono dan dirinya sebagai pengurus partai justru diwarnai dengan kegaduhan publik termasuk munculnya pemberitaan internal partai seperti persoalan rahang babi dan gaji sekretariat yang seharusnya tidak diumbar. Ia menyebutkan proses klarifikasi terhadap kader-kader partai yang memiliki sikap politik berbeda dinilai menyalahi kewenangan DPC.

“DPC ini seperti kantor polisi, memanggil kader untuk diinterogasi. Padahal yang berhak membentuk komite etik dan Mahkamah Partai adalah DPP,” kata Achmad.

Achmad juga menyinggung lemahnya konsolidasi internal partai dan mengaku telah mengumpulkan sejumlah bukti seperti rekaman, video serta percakapan yang menunjukkan adanya upaya memojokkan kader melalui pelaporan ke kepolisian.

“Yang memotori itu justru oknum pengurus DPC sendiri. Bahkan ada yang menyarankan kader melapor atas persoalan pribadi ke kantor partai dan diumumkan secara terbuka. Ini sudah mengarah pada kriminalisasi kader,” tuturnya.

Ia menjelaskan akar dari konflik di tubuh PDIP Surabaya ini bermula saat dirinya menolak ajakan salah satu tokoh eksekutif kota untuk mendukung pencalonannya dalam konfercab yang kemudian diikuti dengan ancaman membuka masalah pribadinya.

“Kalau saya salah, saya siap bertanggung jawab. Tapi jangan benturkan kader dengan sesama kader hanya karena ambisi kekuasaan. Ini bukan semangat gotong-royong,” jelas Achmad.

Ia menyatakan semua bukti akan diserahkan kepada DPP PDIP dan berharap bisa langsung menyampaikan kepada Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

“Rasanya seperti ingin mati kalau tidak bisa cerita langsung ke Bu Mega,” Pungkas Achmad.(Sigit)

Penulis: Sigit santosoEditor: Hasan
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *