Jakarta, Republikmaju.com – Jaksa Agung ST Burhanuddin menegaskan, jika tidak ada menteri yang menerima korupsi, bawahannya juga pasti tidak berani. Burhanuddin meyakini bahwa pemberantasan korupsi harus dilakukan dan dicontohkan dari yang paling atas.
“Kalau menterinya tidak pernah terima duit, gitu. Hal-hal duit yang tidak halal gitu, ke bawah pun akan takut untuk menerima,” ujar Burhanuddin mengutip dari Beegelora.com di Jakarta, Minggu (16/03/2025) di program Gaspol yang ditayangkan di YouTube Kompas.com.
Sebaliknya, menurut dia, jika yang paling tinggi menerima uang yang tidak selayaknya alias korupsi maka para bawahannya akan ikut melakukan korupsi.
“Tapi, kalau di atasnya sudah menerima, (bawahannya bilang) ‘Halah, lu juga terima apalagi gue’, gitu kan,” kata Burhanuddin memberikan contoh.
Menurut Burhanuddin, percuma jika semua orang hanya teriak hendak memberantas korupsi tanpa melakukan aksi yang faktual.
Terlebih, beberapa dari yang meneriakkan “ganyang korupsi” ini justru melakukan korupsi setelah masuk ke dalam sistem pemerintahan.
“Kalau cuma teriak-teriak, ‘oh korupsi, ayo (ikut berantas)’. Kenapa? Ada juga yang (teriak) ganyang-ganyang korupsi. Begitu masuk sistem, korupsi juga,” ujar Burhanuddin.
Dia mengibaratkan, korupsi di Indonesia sebagai fenomena gunung es. Satu dibuka, masih banyak kasusnya. Untuk itu, Burhanuddin mengatakan, agar korupsi benar-benar bisa dibersihkan dari Indonesia perlu kerja sama banyak pihak.
“Kalau saya, ayo kita sama-sama saja lah perbaiki. Jangan kita mencari siapa yang utamanya. Kita memang sudah kondisinya begini, ayo sama-sama. Saya ini ngajak juga anak-anak muda, ayo jangan cuma teriak, ‘oh korupsi, korupsi’,” kata Jaksa Agung.