KALIMANTAN TIMUR, Republikmaju.com – Sebuah kisah rakyat yang sarat makna kembali diangkat oleh Sangheyang Hamim, tokoh pelestari budaya dari Jawa Timur. Ia membagikan kembali cerita legendaris tentang seorang anak kecil yang hilang di rimba Kalimantan, lalu kembali ke kampung halaman dengan mengenakan gelang emas, sebuah kisah yang dipercaya menjadi awal mula kemunculan sosok ikonik bernama Panglima Kijang.
Cerita ini bukan sekadar dongeng biasa. Di balik kisah mistis itu, tersimpan nilai-nilai luhur tentang keberanian, kebijaksanaan, dan kekuatan jiwa manusia. Sang anak kecil yang hilang, lalu kembali dengan gelang emas, diyakini sebagai simbol kebangkitan dan harapan setelah runtuhnya kejayaan Kerajaan Kutai Lama. Dari sanalah muncul sosok Panglima Kijang, seorang tokoh kharismatik yang disebut memiliki kekuatan spiritual dan kepemimpinan luar biasa.
Nama Panglima Kijang kini menjelma menjadi legenda yang menembus batas wilayah, dikenal tidak hanya di tanah Kalimantan, tapi juga merambat ke pulau-pulau lain, bahkan ke komunitas Indonesia di luar negeri. Cerita tentangnya terus berkembang, hidup dari mulut ke mulut dalam tradisi lisan yang kaya dan penuh warna.
“Cerita ini adalah warisan budaya yang tak ternilai. Kami ingin generasi muda tahu bahwa dari hutan, dari kesendirian dan ketakutan, bisa lahir kekuatan dan kebijaksanaan,” ujar Sangheyang Hamim dalam sebuah pertemuan di Sumber kelor.
Gelang emas dalam kisah ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol transendental dari proses perubahan diri: dari anak biasa menjadi sosok panutan. Gelang itu melambangkan keberhasilan yang diraih melalui penderitaan, keberanian dalam menghadapi ketidakpastian, dan kebijaksanaan yang lahir dari perjalanan spiritual.
Melalui kisah ini, Sangheyang Hamim ingin menegaskan pentingnya merawat tradisi lisan sebagai bagian dari identitas bangsa. Ia berharap kisah Panglima Kijang bisa menginspirasi generasi muda untuk terus menggali, merawat, dan membanggakan akar budaya mereka sendiri.
“Dari gelang emas di rimba Kutai Lama, lahir legenda yang tak akan hilang ditelan zaman,” pungkasnya.
