BADUNG, Republikmaju.com – Seniman terpilih dari Kabupaten Badung, Provinsi Bali, ingin menunjukkan taringnya lagi di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 dengan membidik gelar juara umum.
“Seperti yang sudah dicapai tahun 2024, Kabupaten Badung mendapat gelar juara umum. Semoga gelar juara umum itu dapat diraih kembali tahun ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha, di sela pembukaan PKB XLVII Tahun 2025 di Kabupaten Badung yang berlangsung di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Senin (16/6/2025).
Sudarwitha menjelaskan, Kabupaten Badung akan mengirim 2.179 seniman ke PKB 2025. Sebanyak 2.144 di antaranya adalah penabuh dan penari, 30 lainnya merupakan atlet permainan tradisional (jantra tradisi), dan sisanya turun di materi lomba kewanitaan.
“Kami ikut di semua materi PKB baik utsawa (parade), rekasadana (pergelaran), dan wimbakara (lomba) yang berjumlah 26 duta. Ditambah dengan peed aya (pawai),” imbuh Sudarwitha yang juga mantan Camat Petang, Kabupaten Badung ini.
Dengan amunisi yang ada, Badung ingin mempertahankan supremasi juara umum yang terakhir didapat pada PKB 2024. Kata Sudarwitha, gelar juara umum bukan soal mengejar predikat, tetapi sebagai representasi geliat dan gelora kesenian di Gumi Keris.
Sementara itu, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa meminta seluruh duta yang mewakili Gumi Keris mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Ia berharap, dalam proses persiapan itu turut mencakup aspek edukasi dan pemberdayaan kesenian di pelosok Gumi Keris.
“Di sana ada unsur edukasi, di samping itu ada pemberdayaan sekaligus bagian dari upaya pewarisan kepada generasi mendatang,” tegas Adi Arnawa.
Sebagai daerah tujuan pariwisata, Bupati asal Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, ini menilai kebudayaan yang dimiliki orang Bali adalah spirit pariwisata itu sendiri. Punahnya kesenian sebagai ekspresi kebudayaan turut mengancam pariwisata yang selama ini dijiwai kekhasan budaya Bali.
“Badung ini adalah daerah yang PAD-nya berasal dari pariwisata. Pariwisata itu rohnya adalah adat, seni, dan budaya,” ucap Adi Arnawa. (ssd)
Sumber: nusabali.com