SIAK, Republikmaju.com – Aksi pembakaran mess dan kantor PT Seraya Siak Lestari (SSL), perusahaan yang bergerak di bidang hutan tanaman industri (HTI) dibakar masyarakat Desa Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut masyarakat kepada wartawan, amuk massa terhadap perusahaan PT SSL itu dipicu isu bahwa perusahaan akan mengambil lahan masyarakat di kawasan itu.
Spontan, kabar itu menyebar cepat di kalangan masyarakat pemilik kebun sawit dan perkebunan lainnya seperti kebun karet. Mereka segera berkumpul dan membumihanguskan mess dan kantor manajemen PT SSL di Desa Tumang tersebut.
“Ya, kejadiannya sebelum sholat zuhur tadi,” kata salah seorang aparat keamanan di Kabupaten Siak, saat dihubungi awak media pada Rabu (11/6/2025) sore. Saat ini aparat berwajib sudah mengamankan lokasi aksi pembakaran mess dan kantor cabang PT SSL tersebut.
Sebelumnya, sekelompok massa yang mengaku dari warga perkebun sawit di Desa Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, mengamuk dengan membakar sejumlah bangunan dan kendaraan di areal kantor PT Seraya Sumber Lestari (SSL) perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang berafiliasi kepada PT RAPP atau April Group.
Berdasarkan informasi, sejumlah bangunan dan kendaraan yang menjadi kerugian atas amuk massa itu, yakni terdiri dari bangunan terbakar pos keamanan, kantor utama PT SSL, kantor ruang meeting, kantor pemadam kebakaran, kantor TUK, klinik, 2 rumah asisten kepala (Askep), 5 kamar mess lajang, dan 10 kamar mess papan.
Kemudian mobil yang terbakar, yakni Mitsubishi Triton BM 8476 QA, Toyota Hilux BM 8879 KD, Daihatsu Terios BM 1870 TB. Selanjutnya mobil rusak yaitu Mitsubishi Triton BM 8559 QJ, Daihatsu Terios BM 1508 VC, Mitsubishi Triton BM 8207 QE. Lalu motor terbakar yakni Honda Scoopy, Honda Beat BM 8351 HA, 7 unit Honda Verza.
Kapolres Siak Ajun Komisaris Besar (AKB) Eka Ariandy Putra membenarkan adanya aksi anarkis sekelompok warga di Desa Tumang, Kecamatan Siak, sekitar pukul 10.00 WIB pada Rabu (11/6/2025). Tindakan anarkis warga itu, diduga dipicu konflik lahan yang tak kunjung selesai antara masyarakat dan pihak perusahaan PT SSL.
“Sebenarnya, tadi mau ada pertemuan antara masyarakat dan perusahaan. Mereka sudah ada janji ketemuan pukul 10.00 WIB, namun dari perusahaan tidak datang,” ujar Eka.
Ketidakhadiran pihak perusahaan inilah yang membuat massa yang telah menunggu lama, akhirnya kehilangan kesabaran. Secara spontan, emosi massa meluap dan melakukan pembakaran.
“Jadi emosilah, seketika (dibakar). Itu juga spontanitas pembakaran, sudah ditunggu-tunggu tidak datang dibakar sama massa,” jelas Eka.
Sementara, saalah seorang pemilik lahan, Ngabekti (42) warga Kampung Merempan Hulu mengatakan, aksi itu dipicu oleh sikap PT SSL yang secara diam-diam mengeksekusi kebun sawit masyarakat dan kelompok tani di dua kampung yang masih produktif untuk digarap dan ditanami bibit akasia.
“Kami sebelumnya diancam pihak perusahaan lewat surat imbauan. Isinya mereka menyuruh kami mengosongkan lahan kami sendiri dengan dalih lahan kami masuk kawasan mereka. Kami tidak terima, karena kami lebih dahulu berkebun di sini ketimbang mereka yang baru masuk,” kata Ngabekti.
Sejak pagi, Ngabekti menerangkan, warga melakukan aksi protes di komplek PT SSL untuk meminta pertanggungjawaban atas kerusakan kebun mereka.
Merasa tidak direspon, emosi warga memuncak, sekitar pukul 10.00 WIB warga tiba-tiba anarkis dan menyerang fasilitas perusahaan itu. Pihak pengamanan yang berjaga di sekitar lokasi tidak dapat membendung. (ssd)
Sumber: dari berbagai media