JAKARTA, Republikmaju.com – “Para pemimpin harus mampu membangun kesatuan upaya dan integritas satuan yang dipimpin dengan pola kepemimpinan yang berbasis keteladanan dalam sikap, moral, dan kompetensi”.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Muhammad Ali pada pembekalan kepada 142 Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Dikreg Seskoal) Angkatan ke-63 Tahun Anggaran 2025, bertempat di Kelas Gabungan Samadikun Seskoal, Bumi Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (2/6/2025).
Dalam pembekalannya, Kasal Laksamana TNI Dr Muhammad Ali menegaskan pentingnya penguatan pertahanan maritim Indonesia dalam menghadapi tantangan strategis global, regional, dan nasional.
“Dalam lingkup global, dinamika politik, kemajuan teknologi, serta konflik bersenjata menjadi tantangan utama. Di tingkat regional, ketegangan di Laut Cina Selatan, Semenanjung Korea, serta konflik India-Pakistan menjadi perhatian. Sementara di dalam negeri, TNI AL harus menghadapi ancaman keamanan laut seperti illegal fishing, penyelundupan, dan kejahatan lintas batas,” terang Laksamana Muhammad Ali.
Lebih lanjut, Laksamana Muhammad Ali menekankan bahwa kekuatan pertahanan maritim harus dibangun secara terpadu melalui konsep Operasi Gabungan TNI dengan pertahanan berlapis, demi mencegah pertempuran di wilayah sendiri.
“Dalam mewujudkan visi Pembangunan TNI AL 2025-2044, TNI AL diarahkan menjadi kekuatan modern, berdaya gentar kawasan, dan berproyeksi global. Aspek utama pembangunan kekuatan meliputi organisasi yang modern dan efisien, personel adaptif dan inovatif, materiel siap tempur dan modern, sistem dan metode berbasis doktrin terkini, serta operasi dan latihan yang berfokus pada wilayah rawan,” paparnya.
Laksamana Muhammad Ali juga menyampaikan pentingnya peningkatan kemampuan intelijen, pertahanan laut, keamanan laut, serta diplomasi maritim yang aktif.
Diplomasi laut Indonesia telah ditunjukkan melalui kegiatan seperti Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK), bantuan ke Palestina, pelayaran muhibah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci, dan pelayaran muhibah ke negara-negara Pasifik Selatan.
Kasal Laksamana Muhammad Ali juga menyoroti pentingnya pola kepemimpinan berbasis keteladanan, di mana Perwira masa depan dituntut mampu memimpin dengan visi, membina satuan secara humanis, menghindari ego sektoral, dan menjadi role model bagi prajuritnya. (ssd)
Sumber: Dispen AL