"CMS Sync"
banner 728x250

Munas Apeksi 2025 Resmi Dibuka, Diiringi Musik Tradisional dan Tari Remo

  • Bagikan
banner 468x60

SURABAYA, Republikmaju.com – Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) resmi dimulai pada Kamis (8/5/2025) di Grand City Convention Hall Surabaya.

Acara ini dihadiri oleh 98 wali kota dari seluruh penjuru Indonesia dan dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto.

Example 300x600

Pembukaan Munas Apeksi berlangsung meriah. Momen ini ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional Tambur oleh Wamendagri bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Wali Kota Surabaya, serta Direktur Eksekutif Apeksi.

Kegiatan yang berlangsung 6-10 Mei 2025 di Surabaya dengan mengusung tema “Dari Apeksi Untuk Negeri”.

Acara Munas Apeksi 2025 ini, diiringi Tari Remo yang menjadi ikon seni budaya Jawa Timur. Menurut keterangan sejarah, awalnya Tari Remo digunakan sebagai tarian pembuka pertunjukan Ludruk di Surabaya, kemudian dikenal sebagai “Reyoge Cak Mo” karena kesamaan gaya dengan Reog Ponorogo.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini berkembang menjadi seni yang berdiri sendiri dan ditampilkan dalam berbagai acara, mulai dari upacara adat hingga acara resmi pemerintahan.

Keindahan Tari Remo, tidak hanya kesan tegas pada ekspresi para penari tetapi juga keselarasan penggunaan selendang, gerak tangan, hentakan kaki, dan gelengan kepala seiring iringan musik gamelan. Dalam pola latihan anak-anak diajarkan kekuatan kaki dan tangan.

Pola lantai yang digunakan dalam tari Remo adalah pola garis lurus. Pola ini memberikan kesan kuat dan sederhana, sesuai dengan gerakan maskulin yang menggambarkan pangeran gagah berani. Garis lurus ini juga berfungsi untuk menempatkan dan membentuk kesatuan antar penari.

Pola lantai ini berfungsi untuk menempatkan dan membentuk kesatuan antar penari, serta memungkinkan mereka bergerak lebih leluasa.

Pola lantai dalam tari dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu garis lurus (vertikal, horizontal, diagonal), dan garis melengkung. Pola lantai ini menentukan posisi penari dan membentuk komposisi yang indah dan dinamis dan sikap tubuh yang tegap dengan gerakan kaki yang rancak dan dinamis ditampilkan oleh anak-anak, merupakan bukti bahwa Tari Remo sudah tertanam dalam sanubari masyarakat Jawa Timur.

Dalam pantauan awak media, ikut hadir Zahida Qolby Nadhiva bersekolah di SDN Perak Barat 4 dari Sanggar Tari Putra Bima Respati Surabaya. (Red-Has)

Penulis: OkiEditor: Hasan
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *