Surabaya, Republikmaju.com – Polemik semakin memanas politik di kota pahlawan (kota Surabaya). Akhir-akhir kembali mencuat, yang mana ada alih-alih mendukung pasangan calon petahana Eri – Armuji, arus dukungan masyarakat justru ke pilihan kotak kosong.
Gerakan ini semakin mencuri perhatian setelah relawan Surabaya secara masif menyebarkan stiker ajakan memilih kotak kosong diberbagai wilayah kota Surabaya. Namun, aksi tersebut memicu kontroversial yang datang dari salah satu dugaan oknum ketua RT 05 dan RW 04 di kawasan Simokerto dengan terang – terangan merobek stiker coblos kotak kosong dan menggantinya dengan stiker dukungan untuk Eri Armuji.
Diduga ketua RT ini bisa menimbulkan tanda tanya besar. Apakah ini ketidaksukaan terhadap gerakan oposisi, atau bentuk keberpihakan terang-terangan kepada petahana? Seorang relawan yang bernama Fais ini menyoroti ketimpangan sikap di lingkungan tersebut.
“Diduga Ketua RT menolak memasang stiker coblos kotak kosong, sementara itu mendukung penuh Eri Cahyadi. Ini jelas mencerminkan ketidaknetralan,” ujar Fais dengan nada geram, pada hari Selasa (22/10/2024) malam.
Fais mengungkapkan bahwa masyarakat kota Surabaya memiliki hak sah untuk memilih kotak sebagai bentuk kebebasan berdemokrasi yang dilindungi undang-undang.
“Ini bukan sekadar soal preferensi politik, ini soal hak warga yang diabaikan. Diduga ketua RT dan RW harusnya menghormati hak warga, bukan malah menghalangi,” tukasnya.
Kritik ini semakin pedas, apalagi kotak kosong sering dipandang sebagai bentuk kritik terhadap calon tunggal yang dianggap tidak mewakili harapan masyarakat kota Surabaya.
Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian lokal, tetapi juga nasional. Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) pernah mengeluarkan pernyataan bahwa kampanye kotak kosong sah selama tidak melibatkan fasilitas negara, bahkan tidak bisa diintervensi siapapun karena memiliki hak suara.
Adanya dugaan ketua RT 05 dan RW 04 ini melibatkan kampanye petahana dengan menaruh stiker di jalan-jalan tersebut, setelah merobek stiker coblos kotak kosong. Atau ada indikasi kepentingan tersembunyi dibalik sikap tidak netral ini.
Pilwali Surabaya ini benar-benar membawa dinamika yang tak terduga, dan hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan – pertanyaan besar ini.