JAKARTA, Republikmaju.com – Program makan bergizi gratis yang diinisiasi pemerintah resmi dimulai pada Senin, 6 Januari 2025. Dengan alokasi anggaran Rp 71 triliun, program makan bergizi gratis dicanangkan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan gizi rakyat, serta menggerakkan perekonomian desa. Lantas, bagaimana pelaksanaan program makan bergizi gratis yang menyedot anggaran Rp 71 triliun ini?
“Pelaksanaan (makan bergizi gratis) 6 Januari. Kementerian kita memang bertugas untuk membantu,” kata Budi Arie.
Apa Tujuan Utama Program Makan Bergizi Gratis? Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan bergizi masyarakat, tetapi juga menjadi upaya strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan.
“Arahan Presiden adalah bahan bakunya harus berasal dari desa, bukan impor, sehingga ekonomi masyarakat desa bisa bergerak,” jelas Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi seusai rapat di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (3/1/2025).
Dengan melibatkan koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pemerintah ingin menciptakan efek berantai positif dari hulu hingga hilir dalam perekonomian.
Bagaimana Program Makan Bergizi Gratis Dilaksanakan? Program makan bergizi gratis dirancang dengan melibatkan lebih dari 1.900 koperasi dari berbagai sektor, termasuk koperasi telur dan koperasi sayur. Desa-desa dengan komoditas unggulan seperti padi, jagung, ikan nila, dan melon juga akan menjadi penyedia bahan baku utama.
“Kami akan menyuplai bahan baku melalui koperasi dan BUMDes, sesuai arahan Bapak Presiden. Dengan cara ini, bahan bakunya benar-benar dari desa,” ujar Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto.
Anggaran yang digunakan berasal dari dana desa, dengan 20 persen dari total Rp 71 triliun dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan dalam program makan bergizi gratis ini.
Berapa Biaya yang Dianggarkan Per Porsi? Pemerintah awalnya mengusulkan anggaran Rp 15.000 per porsi untuk makan bergizi. Namun, bujet makan bergizi gratis kemudian diturunkan menjadi Rp 10.000 per porsi demi efisiensi anggaran. Presiden Prabowo menegaskan bahwa angka ini telah diperhitungkan untuk tetap memberikan makanan yang berkualitas dan bergizi, bahkan di wilayah-wilayah terpencil.
“Kita hitung Rp 10.000 per porsi itu cukup bermutu dan bergizi,” ungkap Presiden Prabowo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, November 2024.
Makan Bergizi Gratis untuk Siapa Saja? Sasaran awal program makan bergizi gratis terdiri dari pelajar, mulai dari usia PAUD hingga SMA baik negeri maupun swasta, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebutkan, program ini ditargetkan dapat mencakup 82,9 juta jiwa pada 2027.
“Target kita tahun 2027 mencakup 82,9 juta jiwa. Bulan Desember 2024 kita mulai pilot project dari Sabang sampai Merauke. Januari 2025 kita akan melakukan program secara masif mulai dari 923 titik,” kata Dadan dikutip dari Antaranews, Senin (25/11/2024).
Bukan hanya itu, program makan bergizi gratis juga ditargetkan dapat membantu perekonomian masyarakat luas, terutama buruh dan kelompok berpenghasilan rendah. Dengan adanya dukungan dari koperasi dan desa, jangkauan penerima manfaat program ini diharapkan semakin luas.
Selain itu, para petani dan peternak lokal juga diharapkan mendapat manfaat dari peningkatan permintaan bahan pangan.
Dampak Ekonomi di Desa Walaupun belum ada angka pasti mengenai total perputaran uang di desa akibat program ini, dampaknya diperkirakan signifikan.
“Dengan alokasi 20 persen dari dana desa untuk ketahanan pangan, program ini akan menciptakan perputaran ekonomi baru di pedesaan,” kata Yandri.
Keterlibatan koperasi dan BUMDes diyakini akan menciptakan lapangan kerja baru sekaligus memberdayakan petani dan pelaku usaha mikro di desa.
Program makan bergizi gratis ini tidak hanya menjadi solusi bagi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga diharapkan sebagai langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi desa.